
Sejarah Pluto
Pluto ditemukan pada tahun 1930 oleh Clyde Tombaugh dan selama lebih dari tujuh dekade, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan dalam tata surya kita. Penemuan ini menambah daftar planet yang dikenal dan memberikan pemahaman baru tentang sistem tata surya.
Definisi Planet
Definisi planet telah menjadi topik perdebatan di kalangan astronom. Menurut International Astronomical Union (IAU), sebuah objek harus memenuhi tiga kriteria untuk disebut planet:
- Objek tersebut harus mengorbit matahari.
- Objek tersebut harus cukup besar untuk memiliki bentuk bulat akibat gravitasinya.
- Objek tersebut harus “membersihkan” lingkungannya dari objek lain.
Keputusan 2006
Pada tahun 2006, IAU mengubah definisi planet dan secara resmi mengklasifikasikan Pluto sebagai “planet kerdil”. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga, yaitu tidak dapat membersihkan orbitnya dari objek lain di sekitarnya. Pluto berbagi orbitnya dengan beberapa objek lain di sabuk Kuiper.
Konsekuensi dari Keputusan
Keputusan ini memicu banyak kontroversi di kalangan astronom dan penggemar astronomi. Banyak yang merasa bahwa Pluto layak disebut planet karena sejarah dan karakteristik uniknya. Namun, keputusan ini juga membuka diskusi yang lebih luas tentang klasifikasi objek di luar tata surya kita.
Kesimpulan
Pluto tidak lagi disebut planet karena tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh IAU. Meskipun demikian, Pluto tetap menjadi objek yang menarik untuk dipelajari dan memiliki tempat khusus dalam sejarah penemuan astronomi. Perubahan klasifikasi ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang dan terbuka untuk revisi berdasarkan penemuan baru.